Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengolah Magot Menjadi Pelet Pakan Ikan Dan Unggas, Cara Dan Keuntungannya

Mengolah Magot Menjadi Pelet Pakan Ikan Dan Unggas, Cara Dan Keuntungannya

Magot sebagai pakan alternatif untuk ikan dan unggas dapat diolah menjadi pelet kering ataupun basah yang siap pakai. langkah-langkah dalam membuat pelet terbilang cukup mudah, dengan mengubahnya menjadi pelet kandungan protein pada magot tetap terjaga dan tentunya akan lebih banyak keuntungan yang didapatkan.

Sekilas Tentang Magot

Magot merupakan sejenis larva dari lalat tentara hitam atau black soldier flies, yaitu salah satu spesies lalat yang ukurannya lebih besar dibandingkan lalat pada umumnya. Seperti lalat jenis lain, lalat BSF juga melaui perkembangan metamorfosis dalam sikus hidupnya. Dimulai dari telor, kemudian menjadi larva, lalu berubah menjadi prepupa dilanjutkan menjadi pupa, hingga kemudian berubah menjadi lalat.

Disebut dengan BSF karena warnanya yang dominan hitam dan merupakan jenis lalat kelompok pemburu atau petarung, hidupnya di alam liar terbilang lebih sedikit dibandingkan jenis lalat lainnya. Lalat BSF ini biasanya hidup berkoloni atau bergerombol dan terdapat beberapa ratu lalat dalam setiap koloninya.

Menurut penelitian, setiap satu betina lalat BSF mampu menghasilkan sekitar 450-750an telur sekali produksi. Selama satu siklus tersebut, telur lalat BSF dapat menetas menjadi larva atau magot hingga 90%, hasil tersebut tentunya tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhinya, termasuk tempat hidup, cuaca, dan stok ketersediaan pakan dari lalat BSF itu sendiri. 

Magot atau larva dari lalat BSF ini merupakan salah satu pakan alternatif yang dapat digunakan untuk pakan ternak ikan dan unggas. Para peternak ikan lele, mujair, bawal dan nila serta peternak unggas ayam, bebek, dan itik lebih memilih magot sebagai pakan alternatif karena kandungan Gizi dan proteinnya yang tinggi.

Untuk memenuhi kebutuhan akan magot, biasanya para peternak melakukan budidaya lalat BSF. Bahkan tak jarang beberapa orang sengaja terjun untuk menggeluti usaha menjadi peternak lalat BSF.

Pemerintah sendiri melalui dinas peternakan dan balai penelitian setempat sering mengadakan penyuluhan dan pembekalan kepada para peternak mengenai manfaat dan teknik budidaya lalat BSF untuk pakan ternak unggas dan ikan.

Dengan angka kebutuhan magot yang besar dan jumlah peternak lalat BSF yang banyak, saat ini telah berhasil  melakukan pengolahan magot yang lebih modern. Salah satunya adalah mengolah magot menjadi pelet.

Proses pembuatan pelet magot yang baik adalah tanpa merusak kandungan gizi dan protein yang terkandung didalamnya. berikut ini teknik pengolahan magot menjadi pelet untuk pakan ternak unggas dan ikan:

Mengolah magot menjadi pelet pakan ikan dan unggas

Seperti yang sudah disebutkan bahwa magot dari lalat BSF tersebut, dapat bermanfaat sebagai pakan ikan dan unggas. Selanjutnya untuk mengatur takaran dan komposisi yang tepat, sesuai dan seimbang untuk dapat dikonsumsi ikan dan unggas, maka di lakukan pengolahan magot tersebut menjadi pelet.

Cara membuat pelet dari magot:

1. Cuci dan bersihkan magot dengan air.

Proses ini untuk memastikan magot yang akan digunakan sebagai bahan utama pelet higienis dan sehat, kita dapat menggunakan air kran atau air mengalir untuk memastikan magot dapat bersih dari kotoran yang menempel.

2. Jemur magot hingga kering.

jika cuaca panas, penjemuran dengan bantuan matahari membutuhkan waktu sekitar satu minggu hingga magot benar-benar kering. Untuk menghemat waktu, dapat juga melakukan teknik oven untuk mengeringkan magot.

Selain lebih cepat, proses pemanasan melalui oven dapat membuat pengeringan magot lebih merata. Cepatnya proses pengeringan tersebut, juga menghindari magot menjadi busuk sebelum kering.

3. Haluskan magot kering menjadi tepung.

Proses menghaluskan magot ini bertujuan untuk memudahkan kita dalam mengukur dan menakar komposisinya ketika menjadi pelet, agar sesuai dan tepat untuk pakan ikan ataupun unggas.

Dengan menghaluskannya terlebih dahulu, juga akan memudahkan kita saat melakukan proses pencampuran dan pengadukannya nanti.

4. Mencampur tepung magot dengan bahan tambahan lain

Tujuan ini adalah untuk mendapatkan komposisi protein yang seimbang dan sesuai untuk pakan ikan dan unggas. Perlu diketahui bahwa magot yang masih murni memiliki kandungan protein yang tinggi yaitu hingga 60% setiap gram. 

Sedangkan kandungan protein yang dibutuhkan ikan hanya sebesar 30% saja. Dan untuk unggas, protein harian yang diberikan hanya butuh sekitar 20%. Angka kebutuhan protein tersebut masih dalam perkiraan, dan harus di sesuaikan dengan umur serta jenisnya.

Bahan tambah yang biasanya digunakan berupa dedak atau bekatul, tepung kedelai, tepung ikan, dan vitamin. Selain itu penambahan bahan tersebut untuk memudahkan dalam proses pencetakan pelet.

5. Mencetak pelet

Proses ini merupakan langkah terakhir dalam pembuatan pelet ikan, dalam proses ini semua bahan termasuk tepung magot tersebut dimasukkan kedalam mesin cetak pelet. Sebelum dimasukkan kedalam mesin, semua bahan tadi dicampur air dan diaduk hingga merata. 

Untuk takaran airnya, disesuaikan dengan kebutuhan saja. Intinya jangan sampai adukan yang dihasilkan terlalu basah ataupun terlalu kering, jika anda belum terbiasa membuat pelet mungkin perlu beberapa kali percobaan hingga menemukan ukuran yang tepat.

Ketika mencetak pelet ini akan dibedakan menjadi beberapa ukuran, misalnya ukuran pelet yang kecil dikhususkan untuk ikan ataupun unggas yang masih kecil. Sedangkan untuk ternak dewasa dapat dibuatkan pelet yang ukurannya lebih besar juga.

Tujuan dan keuntungan mengolah magot menjadi pelet

Meskipun magot dapat diberikan langsung untuk pakan ternak, namun dengan diolah menjadi pelet akan memiliki lebih banyak manfaat dan keuntungan. Berikut ini tujuan dan keuntungan magot yang di olah menjadi pelet:

1. Lebih praktis untuk digunakan

Dikatakan lebih praktis karena saat proses pengolahan magot menjadi pelet, tentunya akan di cetak dengan berbagai ukuran dan komposisi yang sesuai dengan umur dan jenis pakannya. 

Misalnya saja untuk pakan unggas, kita dapat memilih besar dan kecilnya ukuran pelet sesuai dengan umur unggas. Sekaligus juga dapat memilih dan menentukan komposisi protein yang ada pada kandungan pelet sesuai untuk pakan unggas.

Sebagai catatan bahwa pemberian pakan unggas harian dengan komposisi protein yang sesuai dapat membantu tumbuh kembang unggas lebih efektif. Sebaliknya jika unggas kekurangan protein ataupun kelebihan juga tidak baik untuk kesehatan unggas tersebut.

2. Tidak menjijikan

Seperti dikatakan di awal, bahwa magot merupakan larva dari lalat BSF. Seperti umumnya larva tersebut bentuknya mirip dengan belatung, bagi sebagian orang ada yang merasa jijik ataupun geli untuk memegang larva. 

Ditambah lagi jenis pakan magot yang kebanyakan berbentuk basah dan merupakan limbah pasar serta rumah tangga tersebut, mengakibatkan tempat hidupnya menjadi kotor dan becek bahkan tak jarang membuat magot tersebut menimbulkan bau tidak sedap.

Dengan mengolahnya menjadi pelet, merupakan solusi terbaik untuk mengatasi problem tersebut. Bentuk dari pelet yang khas tentu lebih nyaman saat di pegang bahkan oleh orang awam di peternakan sekalipun.

3. Lebih awet dan tahan lama

Dengan mengolahnya menjadi pelet kering, menjadikan magot tersebut lebih awet dan tahan untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama. Apalagi jika proses penyimpanan dan teknik pengemasannya dilakukan dengan baik, umur pelet dapat bertahan hingga satu tahun.

Hal tersebut tentunya akan berbeda ketika bentuknya masih menjadi magot, karena magot juga seperti umumnya makhluk hidup yang mengalami siklus hidup. Magot yang awalnya dari telur lalat bsf, kemudian menjadi larva atau disebut magot dan selanjutnya akan menjadi pupa atau kepompong yang kemudian bermetamorfosis menjadi lalat BSF.

Selama siklus tersebut berlangsung, tak jarang juga yang harus mati dan gagal menjadi magot. Setelah menjadi magot, harus segera dijadikan pakan karena jika terlambat akan keburu berubah menjadi lalat BSF.

Tentunya hal tersebut kurang efektif mengingat kebutuhan pakan harian yang diberikan harus disesuaikan dengan jumlah dan kapasitas ternak, selain itu populasi atau ketersediaan jumlah magot untuk setiap peternak juga berbeda-beda. 

4. Solusi panen rasa bagi peternak lalat BSF

Seperti halnya semua jenis panen raya yang lainnya, dimana merupakan masa bagi para peternak lalat BSF mendapatkan hasil magot melimpah. Namun masa panen ini masih saja menjadi kendala terbesar karena jumlah yang melimpah tersebut kadang tidak terserap oleh pasar secara keseluruhan. 

Sedangkan seperti yang sudah di ulas tadi, bahwa kebutuhan peternak akan magot juga hanya terbatas dan disesuaikan dengan tingkat populasi atau jumlah dari hewan ternaknya. 

Demi mengatasi hal tersebut, mengolahnya menjadi pelet adalah solusi terbaik untuk mengatasi masalah terkait panen raya ini. Bahkan keuntungan lain ketika diolah menjadi pelet, salah satunya adalah harga pasaran magot tetap akan stabil.

5. Dapat dijual

Pada dasarnya magot yang masih berbentuk larva ataupun yang sudah diolah menjadi pelet, sama-sama memiliki nilai ekonomi. Namun berhubung umur simpan ketika masih menjadi magot relatif sangat pendek, maka mengolahnya menjadi pelet adalah solusi yang terbaik.

Bisnis pelet magot kedepannya sangat menjanjikan, hal tersebut karena magot merupakan pakan alternatif yang memiliki kandungan protein tinggi, namun harganya lebih terjangkau dibandingkan harga pelet pabrikan yang saat ini beredar di pasaran.

Dengan pangsa pasar yang sudah jelas tersebut, apalagi dengan dibantu iklan melalui media sosial dan market place online, kita dapat memproduksi pelet magot dengan jumlah dan kapasitas yang besar. Untuk meningkatkan branding, dapat juga dengan membuat kemasan packing khusus.

Posting Komentar untuk "Mengolah Magot Menjadi Pelet Pakan Ikan Dan Unggas, Cara Dan Keuntungannya"